Ridwan Kamil Minta Maaf Usai Kritik LRT Palembang Proyek Gagal

Updated: 26 Oct 2022 15:42:49


Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan permohonan maaf kepada warga Palembang usai melontarkan kritik terhadap moda transportasi light rail transit atau LRT Palembang. "Permohonan Maaf Kepada Warga Palembang, jika poin diskusi Studi Pembangunan di Jababeka terkait studi-studi kasus transportasi dianggap kurang berkenan," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu lewat akun instragram @ridwankamil, Senin (24/10/2022). Dia kemudian menerangkan secara rinci konteks pembicaraan tersebut berkenaan dengan adanya usulan pembangunan mass rapid transit atau MRT di kawasan Bekasi-Karawang. Kang Emil memberikan opininya terkait peluang pembangunan tersebut. Menurutnya, pembangunan MRT bisa mengenakan biaya Rp1 triliun per kilometer.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta maaf kepada warga Palembang, Sumatera Selatan. Hal itu terkait pernyataanya yang menyebut LRT Palembang sepi penumpang. Perkataan gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pun diprotes warganet.

"Permohonan Maaf Kepada Warga Palembang. Jika poin diskusi Studi Pembangunan di Jababeka terkait studi2 kasus transportasi dianggap kurang berkenan. Kutipan Media tidak menampilkan urutan keseluruhan diskusinya secara utuh sehingga disalahpahami," kata Ridwan Kamil dikutip dari akun instagram resminya, Senin (24/10/2022).

Ia pun menjelaskan konteks pernyataannya tersebut. Saat itu, ia sedang menjadi pembicara sebuah diskusi. Kemudian ada pihak pengembang properti yang minta Pemprov Jabar membangun MRT di Bekasi-Karawang yang merupakan kawasan industri. 

Dalam diskusi itu, Ridwan Kamil berargumentasi jika pembangunan MRT mahal sekali mencapai Rp1 triliun per kilometer. Tidak ada anggaran pemerintah daerah yang sanggup kecuali DKI Jakarta. 


Lalu, populasi wilayah yang dilintasi MRT harus besar, agar modal transportasi itu bisa terus penuh dan cepat balik modal. MRT juga harus terkoneksi dengan feeder (pengumpan) transportasi lainnya dan jaringannya harus luas.

"Jika populasi sedikit nanti ada tantangan seperti LRT Palembang yang kondisi ridershipnya penumpang hariannya belum maksimal (berdasarkan penglihatan saya saat kunjungan terakhir)," ujar Ridwan Kamil.

Ia menegaskan, diskusi yang dilakukan di kawasan Jababeka itu sifatnya akademis, membahas plus minus pembangunan Indonesia dari zaman dulu sampai dengan sekarang. Bukan format tanya jawab dengan media.

"Mungkin kebiasaan saya sebagai mantan dosen yang selalu berargumen dengan memberi contoh studi kasus. Suka lupa bahwa dalam berstatemen akademik, melekat jabatan saya sebagai pemimpin daerah, sehingga ada kritikan “urus aja atuh jabar, jangan sok komen pembangunan daerah lain”. Kritikan itu saya terima dengan lapang dada," tutur Ridwan Kamil. 


"Namun jika itu kurang berkenan dan keliru, sekali lagi saya haturkan permohonan maaf. Mungkin saya harus update dan jalan-jalan lagi ke Kota Palembang yang pembangunannya memang keren, pesat dan luar biasa," tambahnnya. 

Berdasarkan informasi dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, LRT Palembang mulai dibangun pada 2015 untuk keperluan Asian Games 2018 yang diadakan di Jakarta dan Palembang. Pembangunannya memakan biaya Rp12,5 triliun. 

Jalur LRT Palembang dimulai dari stasiun Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II hingga Jakabaring Sport City

sumber :  https://www.kompas.tv